Pages

Subscribe:

Labels

Kamis, 07 Agustus 2008

SMA Superconscious (Seri 2)

Dengan tumpukan buku yang ditenteng didadanya dan tak lupa membawa kaca mata super tebal Bimo berangkat sekolah. Seperti biasa Antok dan Erik telah berdiri di depan pintu gerbang sekolah, siap meminta jatah uang pada siswa yang lewat.
“Seandainya aku bisa jadi spiderman, dua orang brengsek itu pasti sudah aku gantung di tiang bendera”lamun Bimo
Lamunannya buyar ketika ia mau memasuki pintu gerbang sekolah, kepalanya tertunduk dan berusaha tidak melihat dua orang itu.
“wah akhirnya Bimo datang” pekik si Antok
“sepertinya setoran kita akan bertambah kali ini” celetuk si Erik sambil memberhentikan langkah Bimo.
“hei…bocah mata lalat, uang setorannya mana?”bentak si Antok
“aku gak punya”jawab Bimo sambil berusaha lari dari mereka.
“hei tunggu dulu, yang disakumu itu apa?”bentak Antok sambil menarik kerah Bimo.
“jangan, jangan ini…….. uang ini buat bayar sekolah” tolak Bimo berusaha mempertahankan uang sekolahnya.
“BuuuK bak big buk dug guk,,guk….kaing” tanpa aba-aba puluhan bogem mentah mendarat kemuka Bimo.
Bimo terkapar tak berdaya seketika uang sekolahnya lenyap diambil Antok dan Erik. Bimo segera bangun, memunguti buku-bukunya yang berserakan dan memakai kacamatanya yang telah pecah setengah dan berjalan menuju kelasnya sambil memegangi mukanya yang penuh luka lebam.
Didalam kelas…..
“mo mukamu kenapa?” Tanya Feri teman sekelas Bimo
“nggak knapa-napa” jawab Bimo sambil berusaha menutupi luka-lukaya
“pasti kamu diganggu dua orang sok jagoan itu ya?, kalo nanti aku ketemu akan kuhajar mereka” bilang Feri sambil mengepalkan kedua tangan.
“ah nggak usah dibahas, mendingan kita bahas yang lain aja” pinta Bimo
“mau bahas apa?”Tanya balik Feri
“gimana rencana kita manggung di acara perpisahan kakak tingkat kita nanti malam? jadi nggak?”
“ya jadilah, khan sudah aku daftarin”
“kalo gitu nanti sepulang sekolah kita latihan dulu”
“OK! Atur aja”, eh omong-omong yang lagi masuk di ruang guru itu bukannya si-Vira idolamu”Tanya Feri sambil menunjuk.
“mana..mana..mana?”jawab Bimo sok heboh dan langsung keluar kelas dan langsung memandangnya dari belakang.
“kapan kamu menyatakan cinta padanya mo?”Tanya Feri sambil menepuk bahu kanan Bimo
“aku nggak tahu, kau tahu khan keadaanku seperti ini”, aku merasa bukan apa-apa bila disampingnya”
“tunggu sebentar disini, aku akan menghampirinya. kalau dia memandangmu dan tersenyum itu artinya kamu masih punya harapan”
“Fer, apa yang akan kamu lakukan?” Bimo bingung
Tanpa mendengar perkataan Bimo, Feri terus berjalan kearah Vira berdiri.
Dari kejauhan Feri seperti mengatakan sesuatu pada Vira, dan Vira pun langsung memandang kearah Bimo berdiri dan tersenyum kepadanya.
“tapi apa ya...., yang dikatakan Feri kepadanya????, ah bodoh amat yang penting Vira tersenyum padaku” gumam Bimo
“mungkin benar yan g dikatakan Feri, aku masih punya harapan mendapatkan Vira”
“cihuii.........aku masih punya harapan”Bimo girang sambil berlari-lari menyusuri lorong kelas. Saking girangnya, diujung lorong Bimo tak melihat ibu guru May muncul mendadak, dan....
“gubraaaaaaaaak......!! merekapun saling bertabrakan dan terjatuh.
”maafkan saya bu May” bilang Bimo sambil memegangi kepalanya yang sakit.
”Bimo, jangan berlari di lorong kelas”
“he...he...iya...iya..bu, maaf”
“jangan di ulangi lagi ya” tegur ibu May
“Sekarang masuk kelas!!!”
Di kantin, Pada saat jam istirahat.
”mo aku punya informasi mengenai Vira” bisik Feri pada Bimo
“informasi apa?” tanya Bimo
“tapi sebelum aku kasih informasinya, Soto dulu dong”
“cheilaah....... pake soto pelicin segala, ya udah pesen aja” jawab Bimo
“yes!!!” Feri sambil senyum kemenangan
“Bu Minah sotonya satu plus paru gorengnya” pesan Feri
”tapi omong-omong punya informasi apa?”tanya Bimo
”gini, diacara perpisahan kelas tiga nanti malam, Vira juga datang karena dia jadi MC di acara itu”, malam ini adalah kesempatanmu untuk mendekati dia” bisik Feri
”Hmmmm....bagaimana caranya fer?” tanya Bimo
”nanti diatas panggung sebelum kita menyanyikan lagu kamu bilang lagu kita ini dipersembahkan untuk vira, dengan begini vira pasti seneng, gimana rencanaku bagus khan?” terang Feri
”bagus...bagus..., tapi aku malu”jawab Bimo
”nggak usah malu, pokoknya kamu harus mempergunakan waktu sebaik-baiknya untuk mendekati dia” jelas Feri
”gimana ya?” Bimo ragu
”nggak usah gimana-gimana. kamu harus berani Mo”jelas lagi Bimo
”OK! Aku akan coba” setuju Bimo, sambil berjabat tangan dengan Feri.
Bersambung.........

0 komentar: